ANALISIS PUSAT PELAYANAN DAN INTERAKSI RUANG DI KABUPATEN BOJONEGORO

Main Article Content

Mrabawani Insan rendra Hadi Fitriansyah

Abstract

Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah yang saat ini sedang berkembang dengan
permasalahan terkait kesenjangan dan tidak meratanya pembangunan sebagai sebuah
tantangan untuk Kabupaten Bojonegoro sendiri, oleh karena itu penentuan pusat
pelayanan suatu wilayah menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Pada penelitian ini
memiliki tujuan dalam mengidentifikasi daerah di Kabupaten Bojonegoro yang
memiliki potensi sebagai pusat pelayanan. Metode yang diaplikasikan pada penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif dengan Analisa orde perkotaan berdasarkan teori
tempat pusat/central place, yaitu berdasarkan Analisa scalogram dan Analisa interaksi
keruangan. Kabupaten Bojonegoro memiliki 4091 fasilitas, baik itu fasilitas umum dan
fasilitas sosial. Berdasarkan hasil Analisa menyatakan bahwa pusat pelayanan utama di
Kabupaten Bojonegoro terletak pada Kecamatan Bojonegoro. Sedangkan untuk analisa
interaksi keruangan menggunakan model gravitasi dapat disimpulkan bahwa hubungan
interaksi keruangan yang paling tinggi di Kabupaten Bojonegoro merupakan kecamatan
yang memiliki jarak paling dekat Kecamatan Bojonegoro dan jumlah penduduknya
relatif tinggi yaitu Kecamatan Kapas. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pemerintah daerah untuk dapat mengoptimalkan pusat-pusat
pelayanan yang memiliki fungsi agar masalah kesenjangan dan ketidakmertaan
pembangunan di Kabupaten Bojonegoro dapat diminimalisir

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Aderamo, A. J., & Aina, O. A. (2011). Spatial Inequalities in Accessibility to Social
Amenities in Developing Countries: a Case from Nigeria. Australian Journal of
Basic and Applied Sciences, 5(6), 316–322.
Apriana, M., & Rudiarto, I. (2020). Penentuan Pusat Pelayanan Perkotaan di Kota
Tanjungpinang. Tunas Geografi, 9(1), 1-12.
Badan Pusat Statistik Bojonegoro, 2019. Kabupaten Bojonegoro Dalam Angka Tahun 2019.
Kabupaten Bojonegoro.
Emalia, Z., & Farida, I. (2018). Identifikasi Pusat Pertumbuhan dan Interaksi Spasial di
Provinsi Lampung. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 19(April), 61–74.
https://doi.org/10.18196/jesp.19.1.4100
Ermawati. 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan Di
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Firmansyah, R., Hariyanto, & Indrayati, A. (2016). Dinamika Sistem Kota-Kota Dan
Pemilihan Alternatif Pusat Pertumbuhan Baru di Kota Semarang. Geo Image, 5(1),
1–5. https://doi.org/10.15294/v5i2.13561
Ghefra, R. G., Ahmad, F., & Fatih. (2015). Kajian Skalogram Guttman Dan Indeks
Sentralitas Marshall Untuk Penentuan Pusat-Pusat Pelayanan Wilayah (Studi Kasus:
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara). 150–153.
Gulo, Y. (2015). Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Dan Wilayah Pendukungnya Dalam
Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias Identification of Growth and Hinterland
Area in Developing Nias District. Widyariset, 18, 37–48.
Hardati, P. (2016). Hierarki Pusat Pelayanan Di Kecamatan Ungaran Barat Dan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan
Profesi Kegeografian, 13(2), 204-215.
Hsu, W., Holmes, T. J., & Morgan, F. (2014). Optimal city hierarchy : A dynamic
programming approach to central place theory. Journal of Economic Theory, 154,
245–273. https://doi.org/10.1016/j.jet.2014.09.018
Jain, M., & Korzhenevych, A. (2019). Detection of urban system in India : Urban hierarchy
revisited. Landscape and Urban Planning, 190 (December 2018), 103588.
https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2019.103588
Jurnal Geografi Vol.7 No. 1 2018 10
Lee, B., & Lee, S. (2015). Delimiting boundaries of market areas of central places using the
density of retail facilities in an urban space. (March 2015), 37–41.
https://doi.org/10.1080/12265934.2014.890061
Octaria, R., & Hidayat, P. (2015). Analisis Sektor Unggulan Di Kota Medan. Jurnal
Ekonomi Dan Keuangan, 3(1), 59–71
Prasetyo, S. (2000). Model Gravitasi Sebagai Alat Pengukur Hinterland dari Central Place :
Suatu Kajian Teoritik. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, 15(4), 414–423.
Setiawan, N. B., & Prishardoyo, B. (2016). Distribusi Fungsi Pelayanan Kecamatan dan
Interaksi antar Kecamatan di Kabupaten Tegal. Economics Development Analysis
Journal, 5(172), 444–452. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Sihombing, I., & Nurman, A. (2017). Analisis Spasial Terhadap Persebaran Fasilitas
Sekunder Pariwisata Di Kota Medan. Tunas Geografi, 6(1), 25.
https://doi.org/10.24114/tgeo.v6i1.834
Utari, E. S. (2015). Analisis Sistem Pusat Pelayanan Permukiman di Kota Yogyakarta
Tahun 2014. Jejak, 8(1). https://doi.org/10.15294/jejak.v8i1.3856