KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI DATARAN DAN PERBUKITAN

Main Article Content

Inayah Hidayati

Abstract

The research took three villages in Kulon Progo Regency which have different physiography, Kalirejo Village as hilly areas, Tayuban and Pleret Village as plains. The research employs survey methods, which take samples from a population and apply questionnaires as a primary mean of collecting the data. The research showed (1) there is significant difference of settlement environment quality between plain and hills territory. The plain territories have a better quality than hills territories in settlement environment quality. (2) The dominant factor corresponding to settlement environment quality is slope factor. The meaning of this, a settlement environment with plain slope (plain territory) has a better settlement environment quality than settlement environment with steep slope (hills territory). (3) Slope, groundwater level, and the level of family income have a significant correlation with the settlement environment quality.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

BPS. (2001). Statistik Perumahan Provinsi D.I. Yogyakarta (Hasil Pendaftaran Bangunan Sensus Penduduk 2000 ). Badan Pusat Statistik , Jakarta.
Bappeda Kulon Progo. (1994). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bappeda Kulon Progo ,Yogyakarta.

Batubara. C. (1984). Kebijaksanaan Pembangunan Perumahan Nasional : Sebuah Sumbang Saran. Dalam Eko Budiharjo ( Penyunting ). Sejumlah Masalah Permukiman Kota ( hal. 91-103 ). Alumni, Bandung.

Bintarto, Hadisumarno, Surastopo. (1979). Metode Analisa Geografi. LP3S, Jakarta.

Da, W. W., & Garcia, A. (2015). Later life migration: sociocultural adaptation and changes in quality of life at settlement among recent older Chinese immigrants in Canada. Activities, Adaptation & Aging, 39(3), 214-242.

Daldjoeni, N. 1987. Geografi Kota dan Desa. Alumni, Bandung.

Fitria, N., & Setiawan, R. (2014). Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat. Jurnal Teknik ITS, 3(2), C240-C244.

Gunawan, T, Santosa, LW., Muta`ali, L. (2005). Pedoman Survei Cepat Terintegrasi Wilayah Kepesisiran. BPFG, Yogyakarta.

Hidayati, I. (2008). Studi Komparatif Kualitas Lingkungan Permukiman Antara Daerah Dataran dan Perbukitan Studi Kasus: Desa Pleret, Desa Tayuban, Dan Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Hidayati, I. (2013). Penduduk dan Kualitas Lingkungan Permukiman. https://kependudukan.lipi.go.id/id/kajian-kependudukan/desa-kota/78-penduduk-dan-kualitas-lingkungan-permukiman. Di unduh tanggal 2 Oktober 2020.

Kuswartojo, T. (2005). Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Penerbit ITB Bandung.

Noor, D. (2006). Geologi Lingkungan. Graha Ilmu , Yogyakarta.

Persada, C., & Suroso, E. (2019). Prioritas Penentuan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh yang Berkelanjutan. Jurnal Presipitasi, 16(2), 22-32.

Prawitasari & Raj. (1998). Studi Permukiman Magersari Keraton di Kecamatan Kraton Kodya Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Priyono, P., Jumadi, J., & Kurniasari, M. I. (2013). Pengukuran kualitas permukiman hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat di Kecamatan Sragen: upaya awal untuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam strategi pengurangan resiko penyakit. Geo Edukasi, 2(1).

Risyanto. (1991). Faktor-faktor Sosial Ekonomi Kepala Keluarga yang Berpengaruh terhadap Kualitas Lingkungan Rumah di Desa Sinduadi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Ritohardoyo, Su. (1993). Evaluasi Kualitas Perumahan di Pedesaan. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.