ANALISIS POLA SPASIAL SUHU PERMUKAAN DI KOTA MATARAM TERKAIT FENOMENA URBAN HEAT ISLAND (UHI) BERDASARKAN FAKTOR EMISIVITAS LAHAN, KERAPATAN VEGETASI DAN JUMLAH KENDARAAN

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Wiwit Bayu Adi Fariz Pribadi Hirsan Joni Safaat Adiansyah

Abstrak

Perbedaan suhu udara antara pusat Kota dengan daerah pinggiran Kota dikenal sebagai efek fenomena UHI (Urban Heat Island). Di Indonesia, fenomena kelebihan panas yang tidak merata ini, lebih dikenal dengan istilah kutub panas Kota. UHI di analogikakan sebagai pulau, yang memiliki suhu permukaan udara panas yang terpusat pada kawasan (Urban) dan akan semakin turun suhunya pada daerah (Sub Urban) atau kawasan (Rural) di sekitarnya. Efek UHI sudah menjadi sorotan dunia yang harus segera ditangani, karena semakin banyak Kota-kota yang mengalami efek fenomena tersebut, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka akan menyebabkan semakin tingginya laju peningkatan pemanasan global. Secara tidak langsung Kota Mataram telah mengalami fenomena UHI yang ditandai peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan, kurangnya ruang terbuka hijau dan semakin meningkatnya alih fungsi lahan menjadi lahan terbangun sebagai kawasan perumahan/permukiman dan kegiatan pelayanan Kota. Adapun tujuan dari artikel ini, yaitu untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan yang ada di Kota Mataram dari tahun 2000 hingga tahun 2020. Metode yang digunakan yaitu sistem pengindraan jauh, dengan memanfaatkan data Citra Satelite Landsat 8. Selain itu metode analisis regresi liniear sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Variabel yang digunakan yaitu nilai kerapatan vegetasi, jumlah kendaraan dan emisivitas lahan sebagai variabel (X) serta nilai pola spasial suhu permukaan sebagai variabel (Y). Ketiga variabel bebas tersebut yang membedakan artikel ini dengan artikel-artikel sebelumnya. Oleh karena itu Penulis mencoba mengembangkan kembali dan menganalisis fenomena UHI yang tengah terjadi di Kota Mataram. Dari hasil analisis didapatkan bahwa, nilai suhu permukaan yang ada di Kota Mataram dari tahun 2000 sampai tahun 2020 mempunyai nilai tren suhu yang bervariasi, dimana pada tahun 2000 nilai suhu maksimum mencapai 28.3oC dan pada tahun 2020 tren nilai suhu maksimum meningkat menjadi 35.1oC. Sedangkan jika dilihat penyebaran pola spasial suhu permukaan yang ada di Kota Mataram juga terus mengalami pembentukan dan peningkatan, dimana mulai terpusat di tengah-tengah kegiatan Kota dan mulai menyebar pada kawasan pinggiran pusat kegiatan Kota. Adapun nilai pengaruh paling besar yang dihasilkan dari uji statistik terlihat bahwa nilai kerapatan vegetasi memberikan pengaruh sebesar 56% dan di susul dengan jumlah kendaraan sebesar 53%, sedangkan nilai pengaruh paling kecil yaitu terdapat pada faktor emisivitas lahan dengan nilai pengaruh sebesar 49%.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

Bagian
Articles

Referensi

Al Mukmin, S. A., Wijaya, A., & Sukmono, A. (2016). Analisis Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Distribusi Suhu Permukaan Dan Keterkaitannya Dengan Fenomena Urban Heat Island. Jurnal Geodesi Undip, 5(1), 224–233.
Amliana, D., Prasetyo, Y., & Sukmono, A. (2016). Analisis Perbandingan Nilai Ndvi Landsat 7 Dan Landsat 8 Pada Kelas Tutupan Lahan (Studi Kasus : Kota Semarang, Jawa Tengah). Jurnal Geodesi Undip, 5(1), 264–274.
Chen, X. L., Zhao, H. M., Li, P. X., & Yin, Z. Y. (2006). Remote sensing image-based analysis of the relationship between urban heat island and land use/cover changes. Remote Sensing of Environment. https://doi.org/10.1016/j.rse.2005.11.016
Darlina, S. P., Sasmito, B., & Yuwono, B. D. (2018). Analisis Fenomena Urban Heat Island Serta Mitigasinya (Studi Kasus : Kota Semarang). Jurnal Geodesi Undip, 7(3), 77–87.
EUMETSAT. (2015). Normalised Difference Vegetation Index: Product Guide. http://www.eumetsat.int
Fadlillah, M. F., Hadiani, R., & Solichin, S. (2018). Analisis Kekeringan Hidrologi Berdasarkan Metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Di Daerah Aliran Sungai Alang Kabupaten Wonogiri. Jurnal Riset Rekayasa Sipil. https://doi.org/10.20961/jrrs.v2i1.24324
Fawzi, N. I. (2014). Pemetaan Emisivitas Menggunakan Indeks Vegetasi (Surface Emissivity Mapping Using Vegetation Indices). Majalah Ilmiah Globë, 16(2), 133–140. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.35486.13123
Hardyanti, L., Sobirin, S., & Wibowo, A. (2017). Variasi Spasial Temporal Suhu Permukaan Daratan di Kota Jakarta tahun 2015 dan 2016. Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 8(3), 704–713.
Noviyanti, E. (2014). Konsep Mitigasi Urban Heat Island di CBD Kota Surabaya ( UP . Tunjungan ). 3214205001, 1–11.
Nugroho, J. T., Haryani, N. S., Zubaidah, A., Hidayat, Vetrita, Y., Sulma, S., Febrianti, N., Maulana, T., & Fitriana, H. L. (2015). Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Pemantauan Lingkungan.
Nurul Fatimah, R. (2012). Pola Spasial Suhu Permukaan Daratan Kota Surabaya tahun 1994, 2000 dan 2011. Skripsi Universitas Indonesia.
Rosenzweig, C., Solecki, W., Parshall, L., Gaffin, S., Lynn, B., Goldberg, R., Cox, J., & Hodges, S. (2006). Mitigating New York City’s heat island with urban forestry, living roofs, and light surfaces. 86th AMS Annual Meeting, August 2015.
Rushayati, S. B., & Hermawan, R. (2013). Characteristics of Urban Heat Island Condition in DKI Jakarta. Forum Geografi, 27(2), 111. https://doi.org/10.23917/forgeo.v27i2.2370
Sobirin, & Fatimah, R. N. (2015). Urban Heat Island Kota Surabaya. Geoedukasi, IV(2), 46–69. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/GeoEdukasi/article/view/529
Suspidayanti, L., Sunaryo, D. ., & Sai. S.S. (2014). Perbandingan Metode Estimasi Suhu Permukaan Daratan Menggunakan Emisivitas Berdasarkan Klasifikasi Dan NDVI (Studi Kasus : Kota Malang). Teknik Geodesi ,Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang, 1–9.
U.S. Geological Survey. (2016). Landsat 8 Data Users Handbook. In Nasa (Vol. 8, Issue June). https://landsat.usgs.gov/documents/Landsat8DataUsersHandbook.pdf
USGS. (2019). Landsat 7 (L7) Data Users Handbook. In Department of the Interior, U.S. Geological Survey (Vol. 7, Issue November). https://landsat.usgs.gov/sites/default/files/documents/LSDS1927_L7_Data_Users_Handbook.pdf
Verhulst, N., & Govaerts, B. (2010). The normalized difference vegetation index (NDVI) GreenSeeker TM handheld sensor: Toward the integrated evaluation of crop management Part A: Concepts and case studies. https://repository.cimmyt.org/bitstream/handle/10883/550/94192.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Hendra, F. H. (2016). Pembangunan Perumahan Rendah Emisi Karbon Di Surabaya Timur. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan IV, 15–24.
Adiansyah, J. S., Ningrum, N. P., Pratiwi, D., & Hadiyanto, H. (2019). Kajian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) dalam Produksi Pupuk Urea: Studi Kasus PT Pupuk Kujang. Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(3), 522. https://doi.org/10.14710/jil.17.3.522-527
Adiansyah, Joni Safaat. (2011). Pipeline Program Cdm Di Indonesia: Sebuah Peluang Dan Tantangan Untuk Industri Pertambangan. Jurnal Teknosains. https://doi.org/10.22146/teknosains.3986
Xiaodong, L., Fan, Y., Yuanxue, G., & McCarthy, J. (2014). Case study of carbon footprint of residential building construction. Materials Research Innovations. https://doi.org/10.1179/1432891714Z.000000000647
Adiansyah, J. S. (2019). Improving the environmental performance of a copper mine site in Indonesia by implementing potential greenhouse gas emissions reduction activities. Chemical Engineering Transactions. https://doi.org/10.3303/CET1972010
BPS. (2019). Kota Mataram Dalam Angka 2019. BPS Kota Mataram. https://mataramkota.bps.go.id
DISHUB. (2018). Dinas Perhubungan Dalam Angka 2018 (Vol. 148). Dinas Perhubungan Kota Mataram. dishub.mataramkota.go.id